Sabtu, 19 Januari 2013

Ma'rifah dan Nakirah


Pengertian Nakirah dan Makrifat

Sebelum melangkah lebih jauh kita harus mengetahui bahwa Isim dapat dibedakan secara umum dan khusus yang disebut dengan isim nakirah dan makrifat.
1.    Nakirah
Isim nakirah adalah isim yang belum ditentukan untuk menunjukkan kata benda yang mana, yang bagai mana, adanya dimana, milik siapa, dan sebagainya,sehingga tidak bias menyebutkan atau menunjukkan benda tersebut, karena maknanya bersifat umum.[1]
2.    Makrifar
Isim makrifat adalah isim yang mempunyai kandungan makna tertentu sehingga antara pembicara dan pendengar sudah mengetahui apa yang dimaksud.[2]

A.      Tanda-tanda Nakirah dan Makrifat
Apa bila kita ingin membahas masalah tanda-tanda mengenai nakirah dan makrifat, kita harus membahas terlebih dahulu haitu :
1.    Nakirah
a.       Huruf akhirnya yang bertanwin ( ً  ٍ  ٌ )[3]
b.      Biasanya tidak ditandai dengan huruf Alif-Lam ( ال )
c.       Tidak jelas
Contohnya :
ذَلِكَ بَيْتٌ. اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ    

Artinya : Rumah itu baru. Itu sebuah rumah
2.    Makrifat
a.       Dibubuhi dengan huruf Alif-Lam ( ال ) di awalnya[4]
Contohnya :
جَاءَ وَلَدٌ. اَلْوَلَدُ مُؤَدِّبٌ.

Artinya : Anak itu sopan.Datang seorang anak.
b.      Jika dalam keadaan idhafat
Idhafat adalah dua isim yang disatukan sehingga menimbulkan arti yang baru seperti kata  مسجد الحرم kata tersebut berasal dari dua kata dan artinya pun berbeda, yang satu artinya tempat sujud dan yang satu larangan berbuat keji dan mungkar.
c.       Jika kata yang di-idhafat-kan kepada kata tunjuk (isim isyarah)
Contohnya :

 
Artinya : Maka hendaklah mereka menyembah tuhan pemilik rumah ini (Ka’bah)
d.      Jika kata yang terletak setelah kata tunjuk yang dibubuhi dengan huruf Alif-Lam ( ال )
Contohnya :
              Artinya : Inilah kitab (Al-qur’an)
e.       Jika kata ganti (isim dhamir)
Contohnya :
انت كاتب الدرس
Artinya : Kamu sedang menulis pelajaran
f.       Jika kata sambung(isim mausul)

الزين يرثون الفردوس
Artinya : Yang akan mewarisi surge firdaus
g.      Jika kata tunjuki (isim isyarah)
Contohnya :
هزا كتب
Artinya : ini sebuah buku
h.      Jika isim alam
Isim alam adalah kata yang menunjukkan suatu nama orang atau diri, gelar, tempat atau nama semacam gelar[5].
                  Contohnya :
                  Artinya : Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul.

B.       Sebab-sebab Penggunaan Nakirah dan Makrifat
1.      Nakirah
a.    Menginginkan makna tunggal, seperti:
 وَجَاءَ رَجُلٌ مِنْ أَقْصَى الْمَدِيْنَةِ
Artinya : Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota
Maksudnya adalah satu orang laki-laki.
b.    Menginginkan jenisnya, seperti:
 هَذَا ذِكْرٌ
Artinya : Ini adalah peringatan
وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ
Artinya : Dan pada penglihatan-penglihatan mereka itu ada penutup.
Maksudnya adalah semacam penutup yang asing yang tidak dikenal oleh para manusia dengan cara menutup terhadap sesuatu yang tidak dapat ditutupi oleh penutup-penutup yang lain.
c.     Ta’dzim (pengagungan), dalam pengertian bahwa dia adalah lebih agung daripada jika dijelaskan atau disebutkan, seperti :
 فَأْذَنُوْا بِحَرْبٍ
Artinya : Maka umumkanlah perang
Maksudnya adalah dengan peperangan apa saja.
d.    Taktsir (memperbanyak), seperti:
 أَئِنَّا لَنَا لأَجْرًا
Artinya : Apakah kami akan mendapatkan ganjaran).
Maksudnya adalah yang sempurna yang banyak.
e.     Tahqir (meremehkan) maksudnya adalah terperosoknya nilainya sampai kepada suatu keadaan dimana dia tidak layak untuk dijelaskan. Seperti :
 إِنْ نَظُنُّ إِلاَّ ظَنَّا
Artinya : Kamu tidak lain hanyalah berprasangka dengan suatu prasangka
Maksudnya adalah prasangka hina yang tidak dapat dijadikan sebagai pedoman. Jika tidak demikian, maka mereka pasti mengikutinya, karena itulah kebiasaan mereka.
f.     Taqlil (menyedikitkan), seperti :
 وَ رِضْوَانٌ مِنَ اللهِ أَكْبَرُ
Artinya : dan keridlaan dari Allah adalah lebih besar.
Maksudnya adalah keridlaan yang sedikit dari-Nya adalah lebih besar daripada surga-surga. Karena keridlaan-Nya adalah pincak setiap kebahagiaan. Sedikit dari-Mu Cukup untukku, tetapi Sedikit-Mu Tiada bisa dikatakan sedikit.[6]
2.      Makrifat
a.       Dengan cara menyebutkan isim ‘alam (nama), agar semula diketahui oleh pendengarnya dengan cara menyebutkan sebuah nama yang khusus baginya, seperti :
 قُلْ هُوَ اللهُ أَحَد
Artinya : Katakanlah: “Dialah Allah yang satu
b.      Atau untuk memuliakan atau menghinakan, jika penyebutannya secara jelas mengharuskan hal itu. Contoh dari pemuliaan adalah penyebutan Ya’qub dengan gelarnya, Isra’il, karena nama itu dari Allah. Mengenai gelar ini ada dalam pembahasan khusus dalam Ilmu Tafsir (Ulumul Quran).[7] Dan contoh penghinaan adalah :
 تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ
Artinya : Celakalah Abu Lahab
Dan pada nama ini ada sebuah rahasia lain, yaitu sindiran bahwa dia termasuk penghuni Neraka Jahanam.
c.       Dengan menunjukkannya (isyarah) untuk membedakannya dengan pembedaan yang lebih sempurna serta menghadirkannya di dalam benak pendengar secara kasat mata, seperti:
 هَذَا خَلْقُ اللهِ فَأَرُوْنِى مَاذَا خَلَقَ الَّذِيْنَ مِنْ دُوْنِهِ
Artinya : Ini adalah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah kepadaku apa yang dapat diciptakan oleh yang selain-Nya.
d.      Untuk pemaparan karena ketidaktahuan pendengar, bahkan dia tidak mampu mengetahuinya kecuali dengan isyarat indrawi. Dan ayat ini cocok untuk contoh ini. Dan untuk menjelaskan sejauhmana kedekatan dan kejauhannya. Maka digunakan isim isyarah.
e.       Bermaksud untuk menghinakanmya dengan menggunakan kata penunjuk dekat, seperti perkataan kaum kuffar :
 أَهَذَا الَّذِى يَذْكُرُ ءَالِهَتَكُمْ
Artinya : mereka berkata: “Apakah ini orang yang mencela tuhan-tuhanmu.
f.       Untuk maksud mengagungkannya dengan menggunakan kata penunjuk jauh, seperti :
 ذَالِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيْهِ
 Artinya : Kitab itu tiada keraguan di dalamnya)
g.      Untuk lebih memberikan perhatian kepadanya dengan menggunakan kata penunjuk setelah sebelumnya disebutkan sifat-sifat yang menunjukkan bahwa hal itu memang layak untuk mendapat imbalan dari apa yang disebutkan setelahnya, seperti:
 أُولَئِكَ عَلَى هُدًا مِنْ رَّبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Artinya : Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang berbahagia.
h.      Atau dengan menggunakan isim maushul karena keengganan untuk menyebutkan nama spesialnya, yang mungkin disebabkan untuk menutupinya, menghinanya atau untuk tujuan lain. Seperti:
 وَالَّذِى قَالَ لِوَالِدَيْهِ أُفٍّ لَكُمَا
Artinya : Dan orang yang berkata kepada kedua orang tuanya: “Cis bagi kamu berdua”.
i.        Dan adakalanya dimaksudkan untuk tujuan umum, seperti pada firman Allah :
 إِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا  
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang berkata: “Tuhanku adalah Allah”, kemudian mereka teguh pada pendiriannya.
j.        Atau kadang-kadang dimaksudkan untuk meringkas, seperti pada firman Allah Ta’ala:
لاَ تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ ءَاذَوْا مُوْسَى فَبَرَّأَهُ اللهُ
Artinya : Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang menyakiti Musa, kemudian Allah membebaskannya.
k.      Dan ma’rifah dengan idhafah karena keadaannya, yang merupakan jalan paling ringkas atau untuk mengagungkan mudlaf, seperti:
 إِنَّ عِبَادِيْ لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ
Artinya : Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak memiliki kemampuan terhadap mereka.
l.        Atau untuk maksud yang umum, seperti:
 فَلْيَحْذَرِ الَّذِيْنَ يُخَالِفُوْنَ عَنْ أَمْرِهِ
Artinya : Maka hendaklah orang-orang yang melanggar perintah-Nya itu menjadi takut.
 Maksudnya adalah semua perintah-perintah Allah.


 










Kesimpulan
Berdasarkan uaraian di atas dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :
1.         Sesungguhnya nakirah dan makrifat itu sangatlah tidak sama  baik itu kaidahnya maupun kegunaannya.
2.         Ternyata nakirah dan makrifat yang ada didalam kaidah bahasa arab hanya digunakan dalam hal-hal yang sangat sering dijumpai didalam bahasa arab.
3.         Nakirah berlawanan dengan makrifat atau bahasa lainnya tanda-tanda nakirah berkebalikan dengan makrifat.

6 komentar:

  1. Assalamualikum Ustaz,

    Ingin ajukan persoalan, bagaimana sekiranya penggunaan alif lam didalam perkataan salam.
    Apakah maksudnya akan juga berubah, contohnya salam dan juga assalam.

    Terima kasih.

    BalasHapus
  2. mas Rais santri kok artinya kok beda kayak dikamus yaa..?

    BalasHapus
  3. yang di bagian isim nakirah no 1. makasih ya mas.

    BalasHapus